Masa Lalu
Dia....
Entah apa yang begitu spesial yang membuatnya begitu disukai. Bukan orang kebanyakan, tapi hanya wanita itu. Bertahun-tahun dengan perasaan sama membuatnya sering lelah dengan keadaan.
Lelah.. memang benar. Sayangnya, pikiran justru tidak berkompromi dengan keadaan hati.
Orang mungkin menganggapnya bodoh. Bahkan sangat bodoh. Tapi entah apa yang membuatnya yakin bahwa laki-laki itu akan sadar suatu hari nanti.
Sejak kecil dia sudah diajarkan tentang komitmen dalam hubungan. Tapi itu sudah terlalu jauh. terlalu banyak waktu yang sudah dia buang percuma untuk orang yang bahkan tidak tahu perasaannya.
Apa yang harus dia lakukan ? mengatakannya langsung ? atau justru melepaskannya ?
Sayangnya dia belum siap menerima jawabannya. Dia akan kembali menjadi wanita bodoh yang menunggu tanpa kepastian. Menunggu dalam keramaian yang dia rasa sepi.
Semuanya berlalu begitu saja. Hubungannya masih saja sama dengan hari-hari yang lalu. Tanpa ada penjelasan apalagi perkembangan. Dia masih saja mencoba berdamai dengan keadaan. Mencoba membujuk waktu akan memenuhi keinginannya. Tapi, waktu bukanlah Tuhan yang bisa merubah segalanya. Sekali lagi, dia masih saja terpuruk dalam keadaan yang sama.
Laki-laki itu pergi... pergi dengan wanita lain. Wanita yang punya pendirian. tidak seperti wanita bodoh ini. kamereka bahagiam saling melengkapi, tersenyum setiap hari. sedangkan wanita bodoh ini hanya terdiam. Tak henti dia menangis, menyesal sedalam-dalamnya.
Apa hanya sampai sebatas ini perasaannya ? apakah sudah cukup pengorbanannya ?
Tidak, dia tetap wanita bodoh yang memiliki keingan kuat. Perasaannya tak mungkin dia pendam selamanya. Karakan sekarang atau tidak selamanya. Biarkan dia melepaskan segalanya.
Dia mengatakan semuanya. Apa yang dia rasakan selama ini, perasaannya, sakit hatinya, kebahagia dan penderitaan, semuanya. Dia tak peduli lagi siapa laki-laki bodoh itu. Biarkan dia melepaskannya. Biarkan dia mengatakannya, walaupun itu berarti dia juga harus melepaskan perasaannya selama ini.
Dan itu memang terjadi. Mengatakan semua sama saja dengan menghakhiri hubungan pendeknya dengan laki-laki itu berakhir sampai disini. Tanpa adanya hubungan selanjutnya, hanya sebatas itu.
Entah apa yang begitu spesial yang membuatnya begitu disukai. Bukan orang kebanyakan, tapi hanya wanita itu. Bertahun-tahun dengan perasaan sama membuatnya sering lelah dengan keadaan.
Lelah.. memang benar. Sayangnya, pikiran justru tidak berkompromi dengan keadaan hati.
Orang mungkin menganggapnya bodoh. Bahkan sangat bodoh. Tapi entah apa yang membuatnya yakin bahwa laki-laki itu akan sadar suatu hari nanti.
Sejak kecil dia sudah diajarkan tentang komitmen dalam hubungan. Tapi itu sudah terlalu jauh. terlalu banyak waktu yang sudah dia buang percuma untuk orang yang bahkan tidak tahu perasaannya.
Apa yang harus dia lakukan ? mengatakannya langsung ? atau justru melepaskannya ?
Sayangnya dia belum siap menerima jawabannya. Dia akan kembali menjadi wanita bodoh yang menunggu tanpa kepastian. Menunggu dalam keramaian yang dia rasa sepi.
Semuanya berlalu begitu saja. Hubungannya masih saja sama dengan hari-hari yang lalu. Tanpa ada penjelasan apalagi perkembangan. Dia masih saja mencoba berdamai dengan keadaan. Mencoba membujuk waktu akan memenuhi keinginannya. Tapi, waktu bukanlah Tuhan yang bisa merubah segalanya. Sekali lagi, dia masih saja terpuruk dalam keadaan yang sama.
Laki-laki itu pergi... pergi dengan wanita lain. Wanita yang punya pendirian. tidak seperti wanita bodoh ini. kamereka bahagiam saling melengkapi, tersenyum setiap hari. sedangkan wanita bodoh ini hanya terdiam. Tak henti dia menangis, menyesal sedalam-dalamnya.
Apa hanya sampai sebatas ini perasaannya ? apakah sudah cukup pengorbanannya ?
Tidak, dia tetap wanita bodoh yang memiliki keingan kuat. Perasaannya tak mungkin dia pendam selamanya. Karakan sekarang atau tidak selamanya. Biarkan dia melepaskan segalanya.
Dia mengatakan semuanya. Apa yang dia rasakan selama ini, perasaannya, sakit hatinya, kebahagia dan penderitaan, semuanya. Dia tak peduli lagi siapa laki-laki bodoh itu. Biarkan dia melepaskannya. Biarkan dia mengatakannya, walaupun itu berarti dia juga harus melepaskan perasaannya selama ini.
Dan itu memang terjadi. Mengatakan semua sama saja dengan menghakhiri hubungan pendeknya dengan laki-laki itu berakhir sampai disini. Tanpa adanya hubungan selanjutnya, hanya sebatas itu.
Komentar
Posting Komentar