IDENTIFIKASI E.COLI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri
ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki
ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah
organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik atau mikroskopik (http://makalah biologiku.com).
Mikroorganisme
dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari kemampuannya
menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang berkisar
dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari
makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat
makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia
dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang penyakit
melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai
keseimbangan yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan
berpropagasi. Beberapa bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada
perbenihan biasanya tumbuh bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus aureus). Ada
beberapa bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya Salmonella typhi),
tapi infeksi tetap belum kelihatan atau subklinis dan inang merupakan “pembawa”
bakteri (Brooks, dkk 2005).
Escherichia coli
adalah salah satu yang paling sering menyebabkan banyak infeksi bakteri umum,
termasuk kolesistitis
, bakteremia
, kolangitis
, infeksi saluran kemih (ISK), dan traveler's diare, dan infeksi klinis lain
seperti neonatal meningitis dan pneumonia.
Infeksi saluran
kemih adalah salah satu penyakit saluran kemih yang dilalui urin. Infeksi
saluran kemih merupakan penyakit nomor dua paling banyak yang menyerang manusia
tiap tahunnya.Saat urin akan melewati saluran kemih maka "jalur" yang
dilaluinya berurutan sebagaimana posisi dari atas ke bawah, yaitu ginjal,
ureter, vesika urinaria (kantung kemih), dan uretra. Ginjal merupakan organ
yang menyaring sisa metabolisme dari saluran darah, mengatur keseimbangan
cairan, dan pembentukan hormon. Ureter berfungsi mengalirkan cairan hasil
penyaringan ginjal ke kandung kemih untuk disimpan sementara dan bila kandung
kemih sudah penuh maka akan dikeluarkan melalui saluran uretra.
Biasanya sakit
yang timbul pada penderita infeksi saluran kencing ada di daerah atas tulang
kemaluan, bagian bawah perut yang pada dunia kedokteran disebut dengan regio
hypogastrica. Apabila Anda merasa anyang-anyangan (rasa ingin kencing
terus-menerus) dan keluarnya kencing tidak lancar atau sedikit-sedikit disertai
rasa nyeri pada bagian bawah perut, Anda perlu mencurigai terserang ISK.
Apalagi jika berdasarkan pemeriksaan dokter dan hasil laboratorium pada urin
Anda ditemukan kadar leukosit j-ang tinggi di dalam urin melebihi batas normal
4.1-10.9 dengan satuan 109/L. Hal itu menandakan adanya infeksi. Infeksi
saluran kemih terbagi menjadi dua jenis, yaitu dengan penyulit dan tidak dengan
penyulit.
Infeksi saluran
kencing dengan penyulit adalah terjadinya infeksi saluran kencing diakibatkan
adanya sumbatan pada saluran kencing, yaitu sumbatan pada prostat atau adanya
batu pada saluran kemih. Biasanya pada penderita batu ureter atau batu saluran
kemih akan terjadi gesekan batu dengan dinding epitel (kulit) saluran ureter
atau dinding epitel (kulit) vesika urinaria, sehingga menyebabkan adanya
kandungan eritrosit di dalam hasil pemeriksaan urin.
Infeksi saluran
kemih tidak dengan penyulit adalah terjadinya infeksi saluran kencing
diakibatkan oleh bakteri atau kuman yang masuk ke dalam saluran kencing yang
dapat masuk dari luar, misalnya dari air ketika membersihkan sehabis buang air.
Infeksi saluran
kemih dapat menyerang segala usia, baik pria maupun wanita. Namun yang paling
sering terkena biasanya adalah wanita. Mungkin hal ini disebabkan saluran
ureter pada wanita lebih pendek dibandingkan dengan pria, bedanya sekitar 3-5
sentimeter.
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis
spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh
Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E.
Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7,
dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli
yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2,
atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E.
coli
banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.
coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam
penanganannya.
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1
Maksud
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri
Escherichia coli dalam sampel yang
digunakan yaitu air got. Selain itu, praktikum juga dimaksudnkan untuk
mengetahui jenis dari bakteri Escherichia
coli dalam sampel.
1.2.2
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan
mengidentifaki bakteri Escherichia coli dalam
air dan penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Umum Eschericia coli
Escherichia coli pertama kali
diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherichdalam studinya
mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada tahun 1885, beliau
menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli dengan membangun
segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium coli” sering digunakan sampai
pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan
menyusun tipe spesies E. Coli (http)
2.2
Klasifikasi Escherichia coli
Superdomain :
Phylogenetica
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2.3
Morfologi
E. coli merupakan kuman berbentuk batang pendek (koko basil) Gram negatif,
ukuran 0,4-0,7μm X 1,4μm, sebagian gerak positif dan beberapa strain mempunyai
kapsul. Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa
dipakai di laboratorium mikrobiologi pada media yang dipergunakan untuk isolasi
kuman enterik. Sebagian besar strain E. coli tumbuh sebagai koloni yang
meragi laktosa. E. coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain
bila ditanam pada agar darah menunjukkan hemolisis tipe beta (Karsinah, 1994).
Koloni yang berwarna merah pada agar Mac Conkey menunjukkan bahwa basil
memfermentasi laktosa dan bersifat non patogen di dalam intestin (Gibson,
1996).
Tempat yang paling sering terkena
infeksi Escherichia coli adalah salurankemih, saluran empedu, dan
tempat-tempat lain di rongga perut. Bakteri ini juga menghasilkan enterotoksin
penyebab diare. Escherichia coli memproduksi enterotoksin yang tahan
panas dapat menyebabkan diare yang ringan, sedangkan enterotoksin yang tidak tahan panas dapat
menyebabkan sekresi air dan klorida ke dalam lumen usus, menghambat reabsorbsi
natrium (Jawetz et al., 2005).
2.4
Antigen
Escherichia coli memiliki antigen O
tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein yang tahan
terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang
tahan panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop.
Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O kontak dengan
antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria terletak pada
fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari
protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas
(Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan
serotipe adalah sebagai berikut:
·
Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan
numeral Arabik; sebagai contoh, O33 (Carter, 2004). Antigen O merupakan bagian
terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang
lipopollisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik.
Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara
aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM. Sedangkan tiap
jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan kelompok khusus O sehingga tiap
organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E.
coli dapat bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan
salmonella. Biasanya antigen O berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia,
misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan pada diare dan infeksi saluran
kemih (Brooks, 1995).
·
Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih
dari 80 Antogen K yang berbeda-beda. Dituliskan menggunakan numeral Arabik;
contoh, K4 (Carter, 2004). Antigen K merupakan bagian luar dari antigen O pada
beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah
polisakarida, termasuk antigen K dari E. coli dan yang lainnya protein. Antigen
K dapat berpengaruh pada reaksi aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat
dihubungkan dengan virulensi misalnya strain E. coli memproduksi K1 yang
merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli
menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang memungkinkan invasi ke
sistem gastrointestinal atau saluran kemih) (Brooks, 1995).
·
Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H
diikuti dengan numeral Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada flagella ,
dituliskan dengan NM (nonmotil) (Carter, 2004). Antigen H terletak pada flagella
dan denaturasi atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat diawetkan
dengan pemberian formalin pada varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan
aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu dalam antigen H merupakan
fungsi dari rangkaian asam amino pada protein flagella (flagellin) (Brooks,
1995).
2.5
Gejala Klinis
Escherichia coli adalah spesies yang paling penting dari genus Escherichia dan merupakan flora normal
yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing, luka, bakterimia,
septisemia dan meningitis serta infeksi gastrointestinal (Gaani A, 2003).
Sehubungan dengan infeksi pada usus dikenal
lima jenis Escherichia coli, yaitu:
a)
Enteropathogenik Escherichia coli (EPEC)
EPEC menyebabkan diare pada bayi atau anak –
anak kurang dari 1 tahun dan jarang pada orang dewasa dengan gejala berupa
demam tidak tinggi, muntah, malaise dan diare.
b)
Enterotoxigenik Escherichia coli (ETEC)
ETEC menyebabkan diare pada anak – anak dan dewasa di daerah
tropis dan subtropics pada Negara yang sedang berkembang. Infeksi ETEC ditandai
dengan gejala demam rendah dan tinja encer.
c)
Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)
EIEC menyebabkan diare mirip dengan yang
disebabkan oleh shigella, baik pada
anak – anak maupun orang dewasa. Tinja agak encer bahkan seperti air,
mengandung nanah, lender dan darah dengan gejala panas dan malaise.
d)
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)
EHEC dikenal sebagai penyebab diare hemorhagik
dan colitis serta hemolytic uremic
syndrome (HUS) yang ditandai dengan jumlah trombosit berkurang, anemia
hemolitik dan kegagalan ginjal. Tinja encer berair, mengandung darah dan
abdomen terasa sakit, kram serta demam rendah atau tanpa demam.
e)
Enterodherant Escherichia coli (EAEC)
EAEC menyebabkan diare dengfan cara menempel
kuat pada permukaan mukosa usus dengan gejala tinja encer berair, muntah,
dehidrasi, dan biasanya sakit pada abdomen.
2.6
Media Selektif
a)
Media Mac Conkay
Agar (MCA)
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri gram negative
(merah) sehingga pertumbuhannya cocok dengan media Mac Conkay Agar (MCA).
Pertumbuhan bakteri yang baik ditandai dengan koloni bulat, sedang-besar,
keeping-cembung, merah keruh dan smooth.
b)
Media Endo Agar
Endo agar merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan bakteri Escherichia
coli. Pertumbuhan yang baik ditandai dengan koloni besar-besar, elevasi
cembung, smooth dan berwarna merah tua metalik.
c)
Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)
Pada media ini pertumbuhan bakteri
dapat dilihat dengan koloni tampak sedang, keeping, smooth, berwarna hijau
metalik dan terkadang ditengahnya koloni terdapat warna ungu.
2.7
Kerangka
Identifikasi
BAB
III
METODE
KERJA
3.1 Alat dan
Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
-
Objek Glass
-
Ose bulat dan ose
lurus
-
Lampu spiritus
-
Bak pewarnaan
-
Tabung reaksi
-
Mikroskop
-
Pipet tetes
-
Incubator
-
Korek gas
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
a) Reagen
-
Darah
-
NaCl 0,9 %
-
KOH 10%
-
Safranin
-
CGV (Carbol
Gentian Violet)
-
Alcohol 96%
-
Lugol
-
Indicator methyl
red
-
α- naftol
b)
Media
-
Media BHIB (Brain
Heart Infussion Broth)
-
Media MCA (Mac
Conkay Agar)
-
Media ENDO Media
-
Media EMBA (Eosin
Methylen Blue)
-
Media SIM (Sulfur
Indol Motility)
-
Media Urea
-
Media MR/VP
-
Media SCA (Simon
Citrat Agar)
-
Media Gula-gula
(glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan manitol)
3.2 Metode
Kerja
Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Escherichia coli adalah sebagai berikut
:
Hari pertama (I)
Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB
1) Ambil air got lalu centrifuge selama 15 menit.
2) Buang supernatanya. Dengan menggunakan ose
ambil endapan dan tanam pada media BHIB.
3) Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.
Hari Kedua (II)
1) Lakukan pewarnaan gram
·
Ambil suspensi
bakteri pada BHIB.
·
Buat apusan pada
objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah kering, fiksasi sediaan.
·
Warnai sediaan
dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas dengan air mengalir.
·
Tetesi sediaan
dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air mengalir.
·
Lunturkan sediaan
dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas dengan air.
·
Tetesi sediaan
zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.
·
Setelah preparat
kering, amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 100.
2) Penanaman pada media selektif MCA, ENDO, dan
EMBA
·
Dengan
menggunakan ose steril ambil suspensi bakteri pada BHIB lalu goreskan dipermukaan
media MCA, ENDO, dan EMBA.
·
Incubator selama
18-24 jam dengan suhu 37˚C.
Hari Ketiga (III)
·
Lakukan Pewarnaan
gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada media MCA, ENDO, dan EMBA.
·
Penanaman pada
media TSIA. Dengan menggunakan ose lurus (nahl), tusuk media TSIA sampai dasar
tabung dan buat goresan pada daerah miring.
·
Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam
incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
Hari keempat (IV)
·
Lakukan pewarnaan
gram dengan mengambil koloni dari media TSIA.
·
Penanaman pada
media biokimia dan gula-gula. Dengan koloni yang sama, ambil dan tanam pada
media biokimia (SIM, SCA, urea, dan MR/VP), dan gula-gula (glukosa, sukrosa,
maltose, manitol, dan laktosa)
Hari kelima (V)
Amati perubahan yang terjadi pada
media SIM, SCA, MR/VP, urea, glukosa, laktosa, maltose, sukrosa, dan manitol.
·
Untuk media SIM
tabahkan dengan reagen covac’s 2-3 tetes.
·
Untuk media MR
ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
·
Untuk media VP
ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α- naftol 12 tetes.
Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel
biokimia untuk menentukan jenis bakteri.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Hari kedua (II)
·
Terjadi pertumbuhan pada media ditandai dengan
adanya kekeruhan pada media BHIB.
·
Berdasarkan pewarnaan gram yang telah
dilakukan dengan bakteri pada suspense bakteri BHIB didapatkan bakteri gram
negative berbentuk basil.
Hari ketiga (III)
|
|
|
|
Hari Kelima (IV)
a) Media Biokimia
|
|
|||||||||
|
|
|
||||||||
b) Media Gula-Gula
|
4.2
Pembahasan
Hari kedua (II)
·
Terjadi kekeruhan
pada media BHIB yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
·
Bakteri berbentuk
bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah artinya bakteri luntur pada
pelunturan dengan alcohol, namun mampu mengikat zat warna pembanding yaitu
safranin sehingga berwarna merah.
Hari ketiga (III)
a) Media Mac Conkay Agar (MCA)
Pada media MCA didapatkan
hasil berupa kuran koloni sedang-besar, berwarna merah muda
(rose), smooth, sedikit cembung dan pinggirnya rata.
b)
Media ENDO agar
Pada media ENDO
agar didapatkan koloni dengan ukuran besar, berwarna merah muda-tua metalik, agak keping, smooth, dan pinggiran rata.
c) Media EMBA (Eosin Methylen Blue)
Pada media EMBA didpatkan hasil
pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri berbentuk bulat , berukuran kecil – sedang, berwarna hijau metalik, smooth, dan keping.
Hari keempat (IV)
·
Seluruh
bagian pada media TSIA mengalami perubahan menjadi kuning, baik pada lereng
ataupun dasar. Ini menunjukkan bahwa bakteri mampu menfermentasikan ketiga
gula-gula dalam media TSIA (glukosa, laktosa, dan sukrosa) sehingga
menghasilkan asam yang membuat media
berwarna kuning.
·
Tidak terdapat endapan
hitam pada media yang menandakan bahwa bakteri tidak memiliki enzim
desulfurase.
Enzim tersebut digunakan menghidrolisis asam amino
dengan gugus samping –SH sehingga akan menghasilkan H2S yang
bereaksi dengan FeSO4 dan membentuk endapan hitam FeS.
·
Adanya ruangan
kosong atau udara pada media menandakan bahwa bakteri mampu menghasilkan gas.
Hari kelima (V)
·
Gula-gula
Hasil positif didapatkan pada seluruh
gula-gula yang digunaka baik glukosa, maltose, laktosa, sukrosa dan manitol.
Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna indicator yang terdapat
dalam media ini yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna tersebut
disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu memfermentasikan
gula-gula tersebut berupa produk asam.
·
SIM :
-
S (sulfur) : Bakteri tidak menghasilkan
sulfur. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya endapan hitam pada media,
karena bakteri ini tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang
terkandung dalam media SIM.
-
I (indol) :
Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini
ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin
merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan
hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's.
Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan
asam amino tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh
Indol positif sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh mampu menggunakan
asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.
-
M (motility) :
Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar
tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media
yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini
menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.
·
MR : setelah
ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi merah
(positif). Berarti terjadi fermentasi
asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
·
VP : setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %,
warna media tetap tidak berubah (negative). Ini disebabkan bakteri tidak
memfermentasikan butanadiol oleh bakteri.
·
Urease,hasil yang didapat adalah negatif karena warna
media tidak berubah menjadi warna merah muda.
· Simmon’s Citrate
didapatkan hasil negatif (-), sebab tidak terjadi perubahan warna pada media. Ini disebabkan bakteri E.coli merupakan salah satu spesies yang tidak menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon untuk metabolisme dengan tidak menghasilkan suasana basa.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
hasil pemeriksaan yang diperoleh dari identifikasi bakteri pada sampel air got
diperoleh ditemukan bakteri Escherichia
coli sehingga dapat disimpulkan bahwa air got mengandung bakteri Escherichia
coli yang dalam jumlah melebihi dari normal dapat menjadi patogenesis yang
dapat menginfeksi tubuh.
5.2 Saran
Tubuh manusia
merupakan media pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri yang paling baik.
karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi sumber penularan penyakit yang
paling besar. Salmonella dan Shigella merupakan salah satu bakteri yang paling
seing menginfeksi tubuh manusia.
Pada proses
identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri sangat tinggi.
Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,
handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan dalam
proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa
tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu,
sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri kita dan lingkungan.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang penyakit bisa
ditanggulangi.
Komentar
Posting Komentar