IDENTIFIKASI VIBRIO
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri
ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki
ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah
organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik atau mikroskopik (http://makalah biologiku.com).
Mikroorganisme
dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari kemampuannya
menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang berkisar
dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari
makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat
makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia
dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang penyakit
melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai
keseimbangan yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan
berpropagasi. Beberapa bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada
perbenihan biasanya tumbuh bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus aureus). Ada
beberapa bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya Salmonella typhi),
tapi infeksi tetap belum kelihatan atau subklinis dan inang merupakan “pembawa”
bakteri (Brooks, dkk 2005).
Bakteri
adalah salah satu makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat
melalui mikroskop, tetapi memilki peran yang sangat penting dalam kehidupan
yaitu dapat menguraikan makhluk hidup. Bisa kita bayangkan jika seandainya
tidak ada makhluk hidup yang dapat menguraikan maka dunia ini akan penuh dengan
timbunan pepohonan, dedaunan dan makhluk hidup karena tidak adanya proses
penguraian oleh makhluk kecil ini.
Bakteri
terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita hirup,
pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari
tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran pernafasan dan
pada seluruh permukaan yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal.
Tapi
kadang-kadang pula dalam keadaan tertentu, misalnya pada saat daya tahan tubuh
lemah bakteri komensal maupun bakteri mutualistik bisa menimbulkan penyakit.
Bila suatu jenis bakteri dilihat dengan mikroskop akan tampak jelas dengan
melalui proses pewarnaan. Pewarnaan bakteri dapat dilakukan dengan satu atau
lebih zat warna. Pewarnaan bakteri dengan menggunakan lebih dari satu zat warna
diberi nama sesuai dengan penemunya.
Vibrio
sp. tampak pada mikroskop berbentuk
batang bengkok berwarna merah (bacil gram negative), berukuran 1-3x0,4 – 0,6
mikron, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak dengan flagella satu kutub,
tetapi tidak begitu panjang dan flagella ini berakar dalam sitoplasma kuman.
Menurut WHO (1988) merekomendasi tiga
kelompok bakteri indikator pencemaran perairan rekreasi pantai yaitu fecal
coliform, fecal Streptococcus dan
patogen.
Vibrio merupakan
patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan
pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik
jika kondisi lingkungannya memungkinkan. Bakteri vibrio yang patogen dapat
hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel,
maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus dan sebagainya.
Vibrio adalah sepsis yang berbentuk batang
gram negative yang tersebar luas di dalam. Vibrio ditemukan di daerah perairan
dan permukaan air, mereka berbentuk batang aerob bengkok dan motil, memiliki
flagella polar, dapat bergerak dengan satu flagel kutub, tidak mampu membentuk
spora.
Vibrio sepsis merupakan salah satu penyebab penyakit
diare pada manusia, yang dapat ditemukan dalam jumlah banyak pada lingkungan
air laut maupun air tawar. Kolera merupakan penyakit diare akut terutama
diperoleh melalui air yang terkontaminasi dan juga dapat melalui makanan, ikan
,atau makanan laut yang lainnya, susu, es krim, dan daging tanpa bahan
pengawet. Penderita kolera berakibat dapat menyebapkan meninggal dunia
disebapkan oleh hovopolomik shock dan circulatory collapse. Jenis dari diare
ini dapat menyebapkan dehidrasi sangat cepat dan keseimbangan elektrolit
terganggu jika cairan tubuh yang hilang bersama tinja tidak segera diganti.
Bakteri ini terdapat dalam faeces dan muntahan
penderita, yang berbahaya bagi penularan.
Faeces penderita masih mengandung bakteri ini 7-14 hari setelah sembuh
dari penyakitnya. Mantan penderita dapat menjadi karier yang sangat berbahaya
bagi penularan. Mantan penderita akan kebal oleh cholera untuk beberapa tahun,
dengan vaksinasi akan diperoleh kekebalan 6-12 bulan.
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1
Maksud
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri
Vibrio dalam sampel yang digunakan
yaituair (air pasar Potere, Makassar). Selain itu, praktikum juga dimaksudnkan
untuk mengetahui jenis dari bakteri Vibrio
dalam sampel.
1.2.2
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan
mengidentifaki bakteri Vibrio dalam air
dan penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Umum Vibrio
Bakteri Vibrio
sp adalah jenis bakteri
yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati
(1996), sebagian besar bakteri berpendar
bersifat halofilik yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri Vibrio berpendar termasuk
bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati,
1996).
Vibrio
sp merupakan
salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam divisi bakteri, klas Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae.
Bakteir ini bersifat gram negatif, fakultatif anaerob, fermentatif, bentuk sel
batang dengan ukuran panjang antara 2-3 µm, menghasilkan katalase dan oksidase
dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel (Austin, 1988).
Pencemaran
limbah dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan jenis dan jumlah
mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air buangan kota dan desa yang
berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri koliform akan
tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera (Shuval, 1986).
Infeksi pada luka
mungkin ringan tetapi sering berlanjut dengan cepat (setelah beberapa jam),
dengan perkembangan lesi kulit bullous, selulitis, dan miositis dengan nekrosis.
Karena cepatnya kemajuan dari infeksi, maka diperlukan pengobatan antibiotic
sesuai sebelum konfirmasi dengan kultur didapat. Diagnose didapat melalui
kultur organisme pada media laboratorium standar (Jawetz, dkk. 2005).
2.2
Klasifikasi Vibrio
Kingdom :
Eubacteria
Divisi :
Bacteri
Class :
Schizomycetes
Ordo :
Eubacteriales
family : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies :
Vibro
anguillarum Vibrio vulnificus
Vibrio
salmonicida Vibrio hollisae
Vibrio
alginolyticus Vibrio damsel
Vibrio
cholera Vibrio mimicus
V.
parahaemolyticus Vibrio fluvialis
2.3
Morfologi
Mempunyai
sifat Gram negatif dengan ukuran 1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi
ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa Vibrio berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 – 1,3) µm.
Secara
umum, morfologi atau struktur tubuh dari bakteri Vibrio bila diisolir dari faeces penderita atau dari biakkan yang
masih muda adalah batang bengkok seperti koma, tetapi akan berbentuk batang
lurus bila diambil atau didapat dari biakan yang sudah tua
Vibrio
merupakan salah satu bakteri yang banyak ditemui pada permukaan air, mereka
berbentuk langsing, membengkok, berbentuk koma, gram negatif, kaku dan bergerak
aktif ( flagel pada salah satu ujung ). Tidak meragikan laktosa tumbuh pada pH
basa, membuat indol dan oksidasa positif. Kuman ini meragikan glukosa dengan
hanya membentuk asam.
Genus Vibrio masuk dalm famili Vibrionaceae yang meliputi lebih dari 30
species , tetapi hanya 12 species yang ada hubungannya dengan infeksi pada
manusia. Semua yang 12 species yang secara klinik signifikan adalah oksidase
positif, mereduksi nitrit ( kecuali V metscccnikovil
), peka terhadap O/129 (2,4-diamino-6,7-diisopropyl pteridine), halofilik
(kecuali V cholerae dan V
mimicus ), sedikit diketahui struktur antigennya, kecuali V cholerae , Vparahaemolyticus, V flufialis dan
V vulnivicus.
2.4
Struktur Antigen
Beberapa Vibrio mempunyai kesamaan antigen
flagella (11) yang tahan panas. Antibody terhadap antigen H mungkin tidak
terlibat dalam melindungi inang (host) yang sensitif. Vibrio cholerae memiliki lipopolisakarida O yang memberikan
spesifikasi serologi. Terdapat seiktnya 139 kelompok antigen O. strain Vibrio cholerae dari O kelompok 1 dan O
kelompok 139 menyebapak kolera klasik. . Terkandung non-01/non-O139 Vibrio cholerae menyebapkan penyakit
sejenis kolera. Antibody trahadap anti gen O cenderung bias melindungi hewan
laboratorium terhadap infeksi Vibrio
cholera.
Serogroup Vibrio cholerae anti gen O1 memiliki
determinan yang memungkinkan penentuan tipe lebih jauh, serotype utama adalah
Ogawa dan Inaba. 2 biotipe dari Vibrio
cholerae epidemic telah didefenisikan, klasik, El Tor. Bio tipe El Tor
menghasilkan hemolosin, memberikan hasil positif pada uji Voges-proskauer dan
resisten terhadap polimiksin B. teknik molikular juga dapat digunakan untuk
mengkategorikan Vibrio cholerae pengkategorian
digunakan untuk studi epidemiologi dan tes umumnya dilakukan hanya pada
laboratorium rujukan.
Vibrio cholerae O139 sangat mirip dengan Vibrio cholerae O1 biotipe El Tor. Vibrio cholerae O139 tidak
menghasilkan lipopolisakarida O1 dan tidak mempunyai semua gen yang diperlukan
untuk membuat anti gen ini. Vibrio
cholerae O139 membuat kapsul polosakarida seperti strain Vibrio cholerae non-O1 lainnya,
sementara Vibrio cholerae O1 tidak
membuat kapsul.
2.5
Gejala Klinis
Pemeriksaan darah : tidak bersifat diagnostik
pada permulaan masa sakit. Meskipun demikian, terjadi peningkatan nilai
hematokrit sehingga mencapai 65-85 %. Kadar hemoglobin naik menjadi 15 sampae
25 gram % dan mungkin menjadi polisitemia (hitung eritrossit lebih dari
7000.000. per mm kubik).
Spesimen untuk kultur terbentuk dari gumpalan
mukus dari tinja. Untuk hapusan, tampilan mikroscopik dari hapusan specimen
tinja tidak biasa membedakan pengamatan
dengan mikroscop lapangan gelap atau fase kontras memperlihatkan Vibrio yang motil dengan cepat. Untuk
kultur pertumbuhan cepat pada agar prpton, pada agar darah dan pH mendekati 9,0
atau agar TCBS, dan koloni khasnya dapat dipilih dalam waktu 18 jam. Jika
menggunakan media yang diperkaya (endrichment) beberapa pemeriksaan tinja dapat
di inkubasi selama 6 sampai 8 jam dalam
kaldu taurocholate-peptone (pH 8,0-9,0), organisme dari kultur ini dapat
diwarnai atau di sub kultur.
Uji spesifik : organisme Vibrio cholerae diidentifikasi lebih jauh dengan uji aglutinasi
slide menggunakan anti O kelompok O1 dan O 139 dan reaksi biokimia.
·
Vibrio parahaemolyticus
Vibrio parahaemolyticus merupakan kuman
halofilik enteropatogenik yang diasingkan dari jepang dan india (Calcutta).
Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri yang menyebapkan
gastroentreritis akut sebagai akibat makan makanan seafood yang terkontaminasi
seperti ikan mentah atau kerang. Setelah periode inkubasi selama 12-14 jam,
terjadi mual dan muntah, keram perut, demam dan diare air dan darah. Leukosit
pada tinja sering terlihat. Enteritis cenderung sembuh sendiri dalam waktu 1-4
hari tanpa pengobatan, selain resterio air dan keseimbangan elektrolit tidak
ada enterotoksin yang diisolasi dari organisme. Penyakit ini terjadi di seluruh
dunia, dengan kejadian tertinggi pada wilayah dimana orang gemar memakan
seafood mentah.
Vibrio parahaemolyticus tidak dapat tumbuh dengan baik pada media
diferensial yang biasa digunakan untuk salmonella dan sigella, tetapi dapat
tumbuh dengan baik pada agar darah. Mereka juga dapat tumbuh padaTCBS dimana
menghasilkan koloni yang berwarna hijau. Vibrio
parahaemolyticus biasanya diidentifikasi melalui pertumbuhan oksidase
positifnya pada agar darah.
·
Vibrio vulnificus
Vibrio vulnificus dapat
menyebapkan infeksi luka parah, bekteremia, dan mungkin gastro interitis.
Mereka adalah bakteri yang dapat bebas di muara, yang di emukan di AS,
Atlantik, teluk dan pantai pasifik. Infeksi telah dilakukan di korea, dan
organism tersebar di seluruh dunia. Vibrio
vulnificus khususnya ditemukan pada tiram, terutama pada bulan-bulan musim
panas. Bakteremia dengan infeksi yang tidak focus terjadi pada orang yang
memakan tiram yang terinfeksi dan irang yang gemar minum alkohol dan
berpenyakit hati. Luka bissa menjadi terinfeksi pada orang normal atau yang
imunokompromistik yang berhubungan dengan air dimana bakteri terdapat. Proses
infeksi sering kali terjadi dengan cepat, engan perkembangan penyakit yang
parah sekitar 50 % pasien dengan bakterimia meninggal. Infeksi pada luka
mungkin ringan tetapi sering berlanjut dengan cepat (setelah beberapa jam),
dengan perkembangan lesi kulit bullous, selulitis, dan miositi dengan mikrosis.
Karna cepatnya kemajuan dan infeksi, maka diperlukan pengobatan antibioti yang sesuai
sebelum konfirmasi dengan kultur diapat. Diagosa didapat melalui kultur
organism padqa media laboratorium standar : TCBS adalah mediah yang lebih
dianjurkan untuk kultur tinja, dimana sebagian besar galur menghasilkan
koloni-koloni yang berwarna biru-hijau (sukrosa negatif).
·
Vibrio El Tor
Vibrio El Tor mula mula diasingkan dari peziarah pada
stasiun karantina terpada semenanjung Sinai. Kuman ini dapat menyebapkan
beberapa epidemi colera di asia tenggara. Perbedaan antara vibrio colera klasik
dan vibrio El Tor ialah sebagai berikut :
NO
|
Jenis uji
|
Vebrio kolera
Klasik
|
Vebrio El
Tor
|
1
|
Hemolisis
|
-
|
+
|
2
|
Voges Proskauer
|
-
|
+
|
3
|
Aglutinasi dkelompokarah ayam
|
-
|
+
|
4
|
Kepekaan terhaap polimiksin
|
+
|
-
|
5
|
B
|
+
|
-
|
|
Kepekaan terhadap faga
|
|
|
|
Kelompok VIII
|
|
|
·
Vibrio fetus
Kuman penyebap keguguran akibat infeksi pada
ternak domba dan kambing. Dapat diasingkan dari kasus diare dan septikimia pada
manusia. Tidak meragikan gula-gula. Kuman ini telah dipisahkan dari genus Vibrio dan dimasukkan kedalam genus campylobacter.
Beberapa
Vibrio lain menyebapkan penyakit pada
manusia. Vibrio mimicus menyebapkan
diere setelah mamakan makanan yang tidak dimasak, khususnya oyster mentah. Vibrio hollisae dan vibrio fluvialis juga menyebapkan diare. Vibrio alginolyticus menyebapkan infeksi pada mata dan telinga atau
luka setelah terkena air laut. Vibrio
damsel juga menyebapkan infeksi luka. Vibrio
lain sangat jarang ditemui sebagai penyebar penyakit pada manusia.
2.6
Media Pembiakan
a) Media selektif
pada identifikasi Vibrio adalah TCBS .
untuk setiap spesies memiliki ciri masing-masing dalam pertumbuhannya. Selain
TCBS, media selektif yang sering digunaka adalah Aronson agar, dan Monsur agar.
Berdasarkan pengamatan visual terhadap
bakteri pathogen spesies Vibrio, maka
bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni yang
tumbuh pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu kamar
(30°C). TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja, dimana
sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-hijau
(sukrosa negatif). (Jawetz, dkk. 2005).
·
V.anguillarum
Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S negatif.
Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S negatif.
·
V.alginolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
·
V.cholera
Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
·
V.salmonicida
Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
·
V.vulnificus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.
·
V.parahaemolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua. Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua. Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.
b) Media
TSIA
Media
TSIA merupakan salah satu media differensial, yaitu media yang digunakan untuk
membedakan suatu bakteri yang satu dengan yang lain berdasarkan kemampuannya
menghasilkan H2S, gas dan menfermentasikan gula-gula.
Pada
media TSIA, Vibrio mengahasilkan
suasana alkali acid. Dasar dari TSIA berwarna kuning sedangkan lereng berwarna
merah. Sedangkan H2S bersifat negative (tidak ada endapan hitam) dan
tidak terbentuk gas pada media.
2.7
Kerangka
Identifikasi
Inkubasi
18-24 jam/ 37˚C
|
MR/VP
|
SIM
|
Glukosa
|
SCA
|
UREA
|
Sukrosa
|
Manitol
|
Maltosa
|
Laktosa
|
Inkubasi 18-24 jam/ 37˚C
|
Tes Biokimia
dan Gul-Gula
|
Inkubasi 18-24 jam/37˚C
|
TSIA
|
TCBS
|
Inkubasi 18-24 jam/ 37˚C
|
Alkali Pepton
|
Sampel
|
BAB
III
METODE
KERJA
3.1 Alat dan
Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
-
Objek Glass
-
Ose bulat dan ose
lurus
-
Lampu spiritus
-
Bak pewarnaan
-
Tabung reaksi
-
Mikroskop
-
Pipet tetes
-
Incubator
-
Korek gas
-
Tabung centrifuge
-
Centriguge
3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
a) Reagen
-
Sampel (air
Potere)
-
NaCl 0,9 %
-
KOH 10%
-
Safranin
-
CGV (Carbol
Gentian Violet)
-
Alcohol 96%
-
Lugol
-
Indicator methyl
red
-
α- naftol
-
covac’s
b)
Media
-
Media alkali
pepton
-
Media Thiosulphate
Citrate Bile Sucrosa (TCBS)
-
Media SIM (Sulfur
Indol Motility)
-
Media Urea
-
Media MR/VP
-
Media SCA (Simon
Citrat Agar)
-
Media Gula-gula
(glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan manitol)
3.2 Metode
Kerja
Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Proteus adalah sebagai berikut :
Hari pertama (I)
Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB
1) Masukkan sampel dalam tabung centrifuge.
Centrifuge selama 15 menit.
2) Buang supernatanya. Dengan menggunakan ose
steril ambil endapan pada tabung dan tanam di media alkali pepton.
3) Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.
Hari Kedua (II)
1) Lakukan pewarnaan gram
·
Ambil suspensi
bakteri pada alkali pepton
·
Buat sediaan pada
objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah kering, fiksasi sediaan.
·
Warnai sediaan
dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas dengan air mengalir.
·
Tetesi sediaan
dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air mengalir.
·
Lunturkan sediaan
dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas dengan air.
·
Tetesi sediaan
zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.
·
Setelah preparat
kering, amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 100.
2) Penanaman pada media selektif TCBS
·
Dengan menggunakan
ose steril ambil suspensi bakteri pada alkali pepton lalu goreskan dipermukaan
media TCBS.
·
Incubator selama
18-24 jam dengan suhu 37˚C.
Hari Ketiga (III)
·
Lakukan Pewarnaan
gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada media TCBS.
·
Penanaman pada
media TSIA. Dengan menggunakan ose lurus (nahl), tusuk media TSIA sampai dasar
tabung dan buat goresan pada daerah lereng.
·
Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam
incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
Hari keempat (IV)
·
Lakukan pewarnaan
gram dengan mengambil koloni dari media TSIA.
·
Penanaman pada
media biokimia dan gula-gula. Dengan koloni yang sama, ambil dan tanam pada
media biokimia (SIM, SCA, urea, dan MR/VP), dan gula-gula (glukosa, sukrosa,
maltose, manitol, dan laktosa)
Hari kelima (V)
Amati perubahan yang terjadi pada
media SIM, SCA, MR/VP, urea, glukosa, laktosa, maltose, sukrosa, dan manitol.
·
Untuk media SIM
tabahkan dengan reagen covac’s 2-3 tetes.
·
Untuk media MR
ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
·
Untuk media VP
ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α- naftol 12 tetes.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Hari kedua (II)
·
Terjadi pertumbuhan pada media
ditandai dengan adanya kekeruhan pada media alkali pepton.
Alkali
Pepton
|
·
Berdasarkan
pewarnaan gram yang telah dilakukan dengan bakteri pada suspensi bakteri alkali
pepton didapatkan bakteri gram negative berbentuk basil.
Hari ketiga (III)
Media
TCBS
|
Hari keempat (IV)
Lereng : alkali (merah)
Dasar : acid (kuning)
H2S : (-)
Gas :
(-)
|
TSIA
|
Hari Kelima (IV)
a) Media Biokimia
MR
|
SCA
|
VP
|
SIM
|
UREA
|
b)
c)
Media Gula-Gula
Glukosa : Positif (+)
Manitol : Positif (+)
Sucrose : Positif (+)
Laktosa :
Negatif (-)
maltosa : Positif (+)
|
4.2
Pembahasan
Hari kedua (II)
·
Terjadi kekeruhan
pada media alkali pepton yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri pada media
tersebut.
·
Bakteri berbentuk
bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah artinya bakteri luntur pada
pelunturan dengan alcohol, namun mampu mengikat zat warna pembanding yaitu
safranin sehingga berwarna merah.
Hari ketiga (III)
Media Thiosulphate Citrate Bile Sucrosa (TCBS)
Pada media TCBS
didapatkan hasil pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri koloni besar-besar, kasar, cembung berwarna
kuning sampai hijau, dan koloni menjalar.
Hari keempat (IV)
Hasil pada penanaman di media TSIA :
·
Dasar pada media
TSIA mengalami perubahan dari warna merah menjadi warna kuning. Hal tersebut
menandakan bahwa bakteri mampu memfermentasikan glukosa pada media sehingga
terbentuk suasana asam. Sedangkan pada lereng media tidak mengalami perunahan
(tetap berwarna merah) . hal tersebut menandakan bahwa bakteri tidak mampu
menfermentasikan laktosa atau sukrosa atau keduanya sehingga tidak tercipta
suasana asam.
·
Tidak
ada endapan hitam pada media yang menandakan bahwa bakteri tidak memiliki enzim
desulfurase. Enzim tersebut digunakan menghidrolisis asam amino
dengan gugus samping –SH sehingga akan menghasilkan H2S yang bereaksi
dengan FeSO4 dan membentuk endapan hitam FeS.
·
Adanya ruangan
kosong atau udara pada media menandakan bahwa bakteri mampu menghasilkan gas.
Namun pada media ini gas bersifat negative karena tidak terbentuk gas.
Hari kelima (V)
·
Gula-gula
Positi : Hasil positif didapatkan pada beberapa
gula-gula yang digunakan yaitu glukosa, sukrosa, maltose dan manitol. Hasil
positif ditandai dengan adanya perubahan warna indicator yang terdapat dalam
media ini yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna tersebut disebabkan
karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu memfermentasikan gula-gula
tersebut berupa produk asam. Namun pada media gula-gula tersebut negative gas.
Negatif
: Hasil negative diperoleh dari gula-gula yakni laktosa. Hasil negative
ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada media gula-gula (tetap
berwarna biru). Hal tersebut menandakan bahwa bakteri tidak mampu
memfermentasikan gula-gula tersebut sehingga tidak terbentuk suasana asam.
·
SIM :
-
S (sulfur) : Bakteri tidak menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya endapan hitam pada media, karena bakteri tidak ini mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung
dalam media SIM.
-
I (indol) :
Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini
ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin
merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan
hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's.
Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan
asam amino tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh
Indol negatif sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber
carbonnya.
-
M (motility) :
Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar
tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media
yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini
menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.
·
MR : setelah
ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi kuning. Berarti
tidak terjadi fermentasi asam campuran
(asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
·
VP : setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %,
warna media tidak mengalami perunahan. Ini disebabkan bakteri tidak memfermentasikan
butanadiol oleh bakteri.
·
Urease : hasil
yang didapatkan adalah positif sebab terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah muda. Artinya bakteri dapat menghidolisis urea dan membentuk
ammonia dengan terbentunya wana merah
muda karena adanya indicator phenol red.
· Simmon’s Citrate
didapatkan hasil negative (-), sebab terjadi tidak perubahan warna pada media (tetap berwarna hijau). Ini disebabkan bakteri Vibrio merupakan salah satu spesies yang tidak menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon yang diperlukan untuk metabolisme dengan menghasilkan suasana
basa.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil identifikasi dan isolasi yang telah dilakukan (pewarnaan, pembiakan,
uji differensial, uji biokimia dan gula-gula) pada sampel urine ditemukan
bakteri Vibrio salmonicida.
5.2 Saran
Tubuh manusia
merupakan media pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri yang paling baik.
karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi sumber penularan penyakit yang
paling besar. Vibrio merupakan salah
satu bakteri yang biasa menginfeksi tubuh manusia.
Pada proses
identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri sangat tinggi.
Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker,
handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan dalam
proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa
tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu,
sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri kita dan lingkungan.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang penyakit bisa
ditanggulangi.
Komentar
Posting Komentar