IDENTIFIKASI VIBRIO


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik (http://makalah  biologiku.com).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya yang penyakit melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan tetapi mencapai keseimbangan yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan berpropagasi. Beberapa bakteri penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan biasanya tumbuh bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus). Ada  beberapa bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya Salmonella typhi), tapi infeksi tetap belum kelihatan atau subklinis dan inang merupakan “pembawa” bakteri (Brooks, dkk 2005).

Bakteri adalah salah satu makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop, tetapi memilki peran yang sangat penting dalam kehidupan yaitu dapat menguraikan makhluk hidup. Bisa kita bayangkan jika seandainya tidak ada makhluk hidup yang dapat menguraikan maka dunia ini akan penuh dengan timbunan pepohonan, dedaunan dan makhluk hidup karena tidak adanya proses penguraian oleh makhluk kecil ini. 
                    Bakteri terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran pernafasan dan pada seluruh permukaan yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal.
Tapi kadang-kadang pula dalam keadaan tertentu, misalnya pada saat daya tahan tubuh lemah bakteri komensal maupun bakteri mutualistik bisa menimbulkan penyakit. Bila suatu jenis bakteri dilihat dengan mikroskop akan tampak jelas dengan melalui proses pewarnaan. Pewarnaan bakteri dapat dilakukan dengan satu atau lebih zat warna. Pewarnaan bakteri dengan menggunakan lebih dari satu zat warna diberi nama sesuai dengan penemunya.
Vibrio sp. tampak pada mikroskop berbentuk batang bengkok berwarna merah (bacil gram negative), berukuran 1-3x0,4 – 0,6 mikron, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak dengan flagella satu kutub, tetapi tidak begitu panjang dan flagella ini berakar dalam sitoplasma kuman.

Menurut WHO (1988) merekomendasi tiga kelompok bakteri indikator pencemaran perairan rekreasi pantai yaitu fecal coliform, fecal Streptococcus dan patogen.
Vibrio merupakan patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan. Bakteri vibrio yang patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus dan sebagainya.
Vibrio adalah sepsis yang berbentuk batang gram negative yang tersebar luas di dalam. Vibrio ditemukan di daerah perairan dan permukaan air, mereka berbentuk batang aerob bengkok dan motil, memiliki flagella polar, dapat bergerak dengan satu flagel kutub, tidak mampu membentuk spora.
Vibrio sepsis merupakan salah satu penyebab penyakit diare pada manusia, yang dapat ditemukan dalam jumlah banyak pada lingkungan air laut maupun air tawar. Kolera merupakan penyakit diare akut terutama diperoleh melalui air yang terkontaminasi dan juga dapat melalui makanan, ikan ,atau makanan laut yang lainnya, susu, es krim, dan daging tanpa bahan pengawet. Penderita kolera berakibat dapat menyebapkan meninggal dunia disebapkan oleh hovopolomik shock dan circulatory collapse. Jenis dari diare ini dapat menyebapkan dehidrasi sangat cepat dan keseimbangan elektrolit terganggu jika cairan tubuh yang hilang bersama tinja tidak segera diganti.
Bakteri ini terdapat dalam faeces dan muntahan penderita, yang berbahaya bagi penularan.  Faeces penderita masih mengandung bakteri ini 7-14 hari setelah sembuh dari penyakitnya. Mantan penderita dapat menjadi karier yang sangat berbahaya bagi penularan. Mantan penderita akan kebal oleh cholera untuk beberapa tahun, dengan vaksinasi akan diperoleh kekebalan 6-12 bulan.

1.2   Maksud dan Tujuan
1.2.1        Maksud
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri Vibrio dalam sampel yang digunakan yaituair (air pasar Potere, Makassar). Selain itu, praktikum juga dimaksudnkan untuk mengetahui jenis dari bakteri Vibrio dalam sampel.
1.2.2        Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifaki bakteri Vibrio dalam air dan penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Tinjauan Umum Vibrio
Bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati (1996), sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofilik yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati, 1996).
Vibrio sp merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam divisi bakteri, klas Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae. Bakteir ini bersifat gram negatif, fakultatif anaerob, fermentatif, bentuk sel batang dengan ukuran panjang antara 2-3 µm, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel (Austin, 1988).
Pencemaran limbah dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan jenis dan jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air buangan kota dan desa yang berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera (Shuval, 1986).
Infeksi pada luka mungkin ringan tetapi sering berlanjut dengan cepat (setelah beberapa jam), dengan perkembangan lesi kulit bullous, selulitis, dan miositis dengan nekrosis. Karena cepatnya kemajuan dari infeksi, maka diperlukan pengobatan antibiotic sesuai sebelum konfirmasi dengan kultur didapat. Diagnose didapat melalui kultur organisme pada media laboratorium standar (Jawetz, dkk. 2005).

2.2    Klasifikasi Vibrio
Kingdom  :   Eubacteria
Divisi        :   Bacteri
Class        :   Schizomycetes
Ordo        :   Eubacteriales
family      :   Vibrionaceae
Genus       :   Vibrio
Spesies     : 
Vibro anguillarum         Vibrio vulnificus
Vibrio salmonicida         Vibrio hollisae
Vibrio alginolyticus       Vibrio damsel
Vibrio cholera                  Vibrio mimicus
V. parahaemolyticus      Vibrio fluvialis


2.3   Morfologi
Mempunyai sifat Gram negatif dengan ukuran 1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa Vibrio berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 – 1,3) µm.

Secara umum, morfologi atau struktur tubuh dari bakteri Vibrio bila diisolir dari faeces penderita atau dari biakkan yang masih muda adalah batang bengkok seperti koma, tetapi akan berbentuk batang lurus bila diambil atau didapat dari biakan yang sudah tua
Vibrio merupakan salah satu bakteri yang banyak ditemui pada permukaan air, mereka berbentuk langsing, membengkok, berbentuk koma, gram negatif, kaku dan bergerak aktif ( flagel pada salah satu ujung ). Tidak meragikan laktosa tumbuh pada pH basa, membuat indol dan oksidasa positif. Kuman ini meragikan glukosa dengan hanya membentuk asam.
Genus Vibrio masuk dalm famili Vibrionaceae yang meliputi lebih dari 30 species , tetapi hanya 12 species yang ada hubungannya dengan infeksi pada manusia. Semua yang 12 species yang secara klinik signifikan adalah oksidase positif, mereduksi nitrit ( kecuali V  metscccnikovil ), peka terhadap O/129 (2,4-diamino-6,7-diisopropyl pteridine), halofilik (kecuali V cholerae dan  V mimicus ), sedikit diketahui struktur antigennya, kecuali V cholerae , Vparahaemolyticus, V flufialis dan V vulnivicus.


2.4   Struktur Antigen
Beberapa Vibrio mempunyai kesamaan antigen flagella (11) yang tahan panas. Antibody terhadap antigen H mungkin tidak terlibat dalam melindungi inang (host) yang sensitif. Vibrio cholerae memiliki lipopolisakarida O yang memberikan spesifikasi serologi. Terdapat seiktnya 139 kelompok antigen O. strain Vibrio cholerae dari O kelompok 1 dan O kelompok 139 menyebapak kolera klasik. . Terkandung non-01/non-O139 Vibrio cholerae menyebapkan penyakit sejenis kolera. Antibody trahadap anti gen O cenderung bias melindungi hewan laboratorium terhadap infeksi Vibrio cholera.
Serogroup Vibrio cholerae anti gen O1 memiliki determinan yang memungkinkan penentuan tipe lebih jauh, serotype utama adalah Ogawa dan Inaba. 2 biotipe dari Vibrio cholerae epidemic telah didefenisikan, klasik, El Tor. Bio tipe El Tor menghasilkan hemolosin, memberikan hasil positif pada uji Voges-proskauer dan resisten terhadap polimiksin B. teknik molikular juga dapat digunakan untuk mengkategorikan Vibrio cholerae pengkategorian digunakan untuk studi epidemiologi dan tes umumnya dilakukan hanya pada laboratorium rujukan.
Vibrio cholerae O139 sangat mirip dengan Vibrio cholerae O1 biotipe El Tor. Vibrio cholerae  O139 tidak menghasilkan lipopolisakarida O1 dan tidak mempunyai semua gen yang diperlukan untuk membuat anti gen ini. Vibrio cholerae O139 membuat kapsul polosakarida seperti strain Vibrio cholerae non-O1 lainnya, sementara Vibrio cholerae O1 tidak membuat kapsul.


2.5  Gejala Klinis
Pemeriksaan darah : tidak bersifat diagnostik pada permulaan masa sakit. Meskipun demikian, terjadi peningkatan nilai hematokrit sehingga mencapai 65-85 %. Kadar hemoglobin naik menjadi 15 sampae 25 gram % dan mungkin menjadi polisitemia (hitung eritrossit lebih dari 7000.000. per mm kubik).
Spesimen untuk kultur terbentuk dari gumpalan mukus dari tinja. Untuk hapusan, tampilan mikroscopik dari hapusan specimen tinja tidak biasa membedakan  pengamatan dengan mikroscop lapangan gelap atau fase kontras memperlihatkan Vibrio yang motil dengan cepat. Untuk kultur pertumbuhan cepat pada agar prpton, pada agar darah dan pH mendekati 9,0 atau agar TCBS, dan koloni khasnya dapat dipilih dalam waktu 18 jam. Jika menggunakan media yang diperkaya (endrichment) beberapa pemeriksaan tinja dapat di inkubasi  selama 6 sampai 8 jam dalam kaldu taurocholate-peptone (pH 8,0-9,0), organisme dari kultur ini dapat diwarnai atau di sub kultur.
Uji spesifik : organisme Vibrio cholerae diidentifikasi lebih jauh dengan uji aglutinasi slide menggunakan anti O kelompok O1 dan O 139 dan reaksi biokimia.

·        Vibrio parahaemolyticus
                   Vibrio parahaemolyticus merupakan kuman halofilik enteropatogenik yang diasingkan dari jepang dan india (Calcutta).
                   Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri yang menyebapkan gastroentreritis akut sebagai akibat makan makanan seafood yang terkontaminasi seperti ikan mentah atau kerang. Setelah periode inkubasi selama 12-14 jam, terjadi mual dan muntah, keram perut, demam dan diare air dan darah. Leukosit pada tinja sering terlihat. Enteritis cenderung sembuh sendiri dalam waktu 1-4 hari tanpa pengobatan, selain resterio air dan keseimbangan elektrolit tidak ada enterotoksin yang diisolasi dari organisme. Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, dengan kejadian tertinggi pada wilayah dimana orang gemar memakan seafood mentah.
                   Vibrio parahaemolyticus tidak dapat tumbuh dengan baik pada media diferensial yang biasa digunakan untuk salmonella dan sigella, tetapi dapat tumbuh dengan baik pada agar darah. Mereka juga dapat tumbuh padaTCBS dimana menghasilkan koloni yang berwarna hijau. Vibrio parahaemolyticus biasanya diidentifikasi melalui pertumbuhan oksidase positifnya pada agar darah.
                  
·         Vibrio vulnificus
                   Vibrio vulnificus  dapat menyebapkan infeksi luka parah, bekteremia, dan mungkin gastro interitis. Mereka adalah bakteri yang dapat bebas di muara, yang di emukan di AS, Atlantik, teluk dan pantai pasifik. Infeksi telah dilakukan di korea, dan organism tersebar di seluruh dunia. Vibrio vulnificus khususnya ditemukan pada tiram, terutama pada bulan-bulan musim panas. Bakteremia dengan infeksi yang tidak focus terjadi pada orang yang memakan tiram yang terinfeksi dan irang yang gemar minum alkohol dan berpenyakit hati. Luka bissa menjadi terinfeksi pada orang normal atau yang imunokompromistik yang berhubungan dengan air dimana bakteri terdapat. Proses infeksi sering kali terjadi dengan cepat, engan perkembangan penyakit yang parah sekitar 50 % pasien dengan bakterimia meninggal. Infeksi pada luka mungkin ringan tetapi sering berlanjut dengan cepat (setelah beberapa jam), dengan perkembangan lesi kulit bullous, selulitis, dan miositi dengan mikrosis. Karna cepatnya kemajuan dan infeksi, maka diperlukan pengobatan antibioti yang sesuai sebelum konfirmasi dengan kultur diapat. Diagosa didapat melalui kultur organism padqa media laboratorium standar : TCBS adalah mediah yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja, dimana sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-hijau (sukrosa negatif).

·         Vibrio El Tor
Vibrio El Tor mula mula diasingkan dari peziarah pada stasiun karantina terpada semenanjung Sinai. Kuman ini dapat menyebapkan beberapa epidemi colera di asia tenggara. Perbedaan antara vibrio colera klasik dan vibrio El Tor ialah sebagai berikut :
NO
Jenis uji
Vebrio kolera
Klasik
Vebrio El
Tor
1
Hemolisis
-
+
2
Voges Proskauer
-
+
3
Aglutinasi dkelompokarah ayam
-
+
4
Kepekaan terhaap polimiksin
+
-
5
B
+
-

Kepekaan terhadap faga



Kelompok VIII



·         Vibrio fetus
                   Kuman penyebap keguguran akibat infeksi pada ternak domba dan kambing. Dapat diasingkan dari kasus diare dan septikimia pada manusia. Tidak meragikan gula-gula. Kuman ini telah dipisahkan dari genus Vibrio dan dimasukkan kedalam genus campylobacter.
                   Beberapa Vibrio lain menyebapkan penyakit pada manusia. Vibrio mimicus menyebapkan diere setelah mamakan makanan yang tidak dimasak, khususnya oyster mentah. Vibrio hollisae dan vibrio fluvialis juga menyebapkan diare. Vibrio alginolyticus menyebapkan infeksi pada mata dan telinga atau luka setelah terkena air laut. Vibrio damsel juga menyebapkan infeksi luka. Vibrio lain sangat jarang ditemui sebagai penyebar penyakit pada manusia.

2.6   Media Pembiakan
a)      Media selektif pada identifikasi Vibrio adalah TCBS . untuk setiap spesies memiliki ciri masing-masing dalam pertumbuhannya. Selain TCBS, media selektif yang sering digunaka adalah Aronson agar, dan Monsur agar. Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies Vibrio, maka bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni yang tumbuh pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu kamar (30°C). TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja, dimana sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-hijau (sukrosa negatif). (Jawetz, dkk. 2005).
·         V.anguillarum
Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S negatif.
·         V.alginolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
·         V.cholera
Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
·          V.salmonicida
Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
·         V.vulnificus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.
·         V.parahaemolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua. Karak-teristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.

b)      Media TSIA 
Media TSIA merupakan salah satu media differensial, yaitu media yang digunakan untuk membedakan suatu bakteri yang satu dengan yang lain berdasarkan kemampuannya menghasilkan H2S, gas dan menfermentasikan gula-gula.
Pada media TSIA, Vibrio mengahasilkan suasana alkali acid. Dasar dari TSIA berwarna kuning sedangkan lereng berwarna merah. Sedangkan H2S bersifat negative (tidak ada endapan hitam) dan tidak terbentuk gas pada media.

2.7   Kerangka Identifikasi
Inkubasi 18-24 jam/ 37˚C
MR/VP
SIM
Glukosa
SCA
UREA
Sukrosa
Manitol
Maltosa
Laktosa
Inkubasi 18-24 jam/ 37˚C
Tes Biokimia dan Gul-Gula

Inkubasi 18-24 jam/37˚C
TSIA
TCBS
Inkubasi 18-24 jam/ 37˚C
Alkali Pepton
Sampel

 


























BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

-        Objek Glass
-        Ose bulat dan ose lurus
-        Lampu spiritus
-        Bak pewarnaan
-        Tabung reaksi
-        Mikroskop
-        Pipet tetes
-        Incubator
-        Korek gas
-        Tabung centrifuge
-        Centriguge


3.1.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a)      Reagen

-          Sampel (air Potere)
-          NaCl 0,9 %
-          KOH 10%
-          Safranin
-          CGV (Carbol Gentian Violet)
-          Alcohol 96%
-          Lugol
-          Indicator methyl red
-          α- naftol
-          covac’s

b)   Media

-          Media alkali pepton
-          Media Thiosulphate Citrate Bile Sucrosa (TCBS)
-          Media SIM (Sulfur Indol Motility)
-          Media Urea
-          Media MR/VP
-          Media SCA (Simon Citrat Agar)
-          Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan manitol)


3.2 Metode Kerja
Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri Proteus adalah sebagai berikut :
*      Hari pertama (I)
Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB
1)      Masukkan sampel dalam tabung centrifuge. Centrifuge selama 15 menit.
2)      Buang supernatanya. Dengan menggunakan ose steril ambil endapan pada tabung dan tanam di media alkali pepton.
3)      Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.      
*      Hari Kedua (II)
1)      Lakukan pewarnaan gram
·         Ambil suspensi bakteri pada alkali pepton
·         Buat sediaan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah kering, fiksasi sediaan.
·         Warnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit kemudian bilas dengan air mengalir.
·         Tetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air mengalir.
·         Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas dengan air.
·         Tetesi sediaan zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.
·         Setelah preparat kering, amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 100.
2)      Penanaman pada media selektif TCBS
·         Dengan menggunakan ose steril ambil suspensi bakteri pada alkali pepton lalu goreskan dipermukaan media TCBS.
·         Incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
*      Hari Ketiga (III)
·         Lakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai pada media TCBS.
·         Penanaman pada media TSIA. Dengan menggunakan ose lurus (nahl), tusuk media TSIA sampai dasar tabung dan buat goresan pada daerah lereng.
·          Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.
*      Hari keempat (IV)
·         Lakukan pewarnaan gram dengan mengambil koloni dari media TSIA.
·         Penanaman pada media biokimia dan gula-gula. Dengan koloni yang sama, ambil dan tanam pada media biokimia (SIM, SCA, urea, dan MR/VP), dan gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, manitol, dan laktosa)
*      Hari kelima (V)
Amati perubahan yang terjadi pada media SIM, SCA, MR/VP, urea, glukosa, laktosa, maltose, sukrosa, dan manitol.
·         Untuk media SIM tabahkan dengan reagen covac’s 2-3 tetes.
·         Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
·         Untuk media VP ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α- naftol 12 tetes.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
*      Hari kedua (II)
·         Terjadi pertumbuhan pada media ditandai dengan adanya kekeruhan pada media alkali pepton.




Alkali Pepton
 



·         Berdasarkan pewarnaan gram yang telah dilakukan dengan bakteri pada suspensi bakteri alkali pepton didapatkan bakteri gram negative berbentuk basil.







*      Hari ketiga (III)
Media TCBS
 







*      Hari keempat (IV)
Lereng : alkali (merah)
Dasar   : acid (kuning)
H2S   : (-)
Gas   : (-) 

TSIA
 






*      Hari Kelima (IV)
a)      Media Biokimia
MR
SCA
VP
SIM
UREA







b)       

c)      Media Gula-Gula
Glukosa           : Positif (+)
Manitol           : Positif (+)
Sucrose             : Positif (+)
Laktosa             : Negatif (-)
maltosa            : Positif (+)

 








4.2 Pembahasan 
*      Hari kedua (II)
·         Terjadi kekeruhan pada media alkali pepton yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
·         Bakteri berbentuk bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah artinya bakteri luntur pada pelunturan dengan alcohol, namun mampu mengikat zat warna pembanding yaitu safranin sehingga berwarna merah.
*      Hari ketiga (III)
Media Thiosulphate Citrate Bile Sucrosa (TCBS)
Pada media TCBS didapatkan hasil pertumbuhan koloni yaitu memiliki ciri-ciri koloni besar-besar, kasar, cembung berwarna kuning sampai hijau, dan koloni menjalar.

*      Hari keempat (IV)
Hasil pada penanaman di media TSIA :
·         Dasar pada media TSIA mengalami perubahan dari warna merah menjadi warna kuning. Hal tersebut menandakan bahwa bakteri mampu memfermentasikan glukosa pada media sehingga terbentuk suasana asam. Sedangkan pada lereng media tidak mengalami perunahan (tetap berwarna merah) . hal tersebut menandakan bahwa bakteri tidak mampu menfermentasikan laktosa atau sukrosa atau keduanya sehingga tidak tercipta suasana asam.
·          Tidak ada endapan hitam pada media yang menandakan bahwa bakteri tidak memiliki enzim desulfurase. Enzim tersebut digunakan menghidrolisis asam amino dengan gugus samping –SH sehingga akan menghasilkan H­2S yang bereaksi dengan FeSO­4 dan membentuk endapan hitam FeS.
·         Adanya ruangan kosong atau udara pada media menandakan bahwa bakteri mampu menghasilkan gas. Namun pada media ini gas bersifat negative karena tidak terbentuk gas.

*      Hari kelima (V)
·         Gula-gula
Positi : Hasil positif didapatkan pada beberapa gula-gula yang digunakan yaitu glukosa, sukrosa, maltose dan manitol. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna indicator yang terdapat dalam media ini yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna tersebut disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu memfermentasikan gula-gula tersebut berupa produk asam. Namun pada media gula-gula tersebut negative gas.
Negatif  : Hasil negative diperoleh dari gula-gula yakni laktosa. Hasil negative ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada media gula-gula (tetap berwarna biru). Hal tersebut menandakan bahwa bakteri tidak mampu memfermentasikan gula-gula tersebut sehingga tidak terbentuk suasana asam.
·         SIM :
-          S (sulfur) : Bakteri tidak menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya endapan hitam pada media, karena bakteri tidak ini mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM.
-       I (indol) : Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negatif sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak  menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.
-       M (motility) : Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.
·         MR : setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah menjadi kuning. Berarti tidak  terjadi fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
·         VP :  setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %, warna media tidak mengalami perunahan. Ini disebabkan bakteri tidak memfermentasikan butanadiol oleh bakteri.
·      Urease : hasil yang didapatkan adalah positif sebab terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda. Artinya bakteri dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia dengan  terbentunya wana merah muda karena adanya indicator phenol red.
·      Simmon’s Citrate didapatkan hasil negative (-), sebab terjadi tidak  perubahan warna pada media (tetap berwarna hijau).  Ini disebabkan bakteri Vibrio merupakan salah satu spesies yang tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon yang diperlukan  untuk metabolisme dengan menghasilkan suasana basa.










BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil identifikasi dan isolasi  yang telah dilakukan (pewarnaan, pembiakan, uji differensial, uji biokimia dan gula-gula) pada sampel urine ditemukan bakteri Vibrio salmonicida.

5.2 Saran
Tubuh manusia merupakan media pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri yang paling baik. karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi sumber penularan penyakit yang paling besar. Vibrio merupakan salah satu bakteri yang biasa menginfeksi tubuh manusia.
Pada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri kita dan lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang penyakit bisa ditanggulangi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDENTIFIKASI STAPHYLOCOCCUS

IDENTIFIKASI KLEBSIELLA

IDENTIFIKASI PROTEUS